Surabaya - Untuk pertama kalinya, Universitas Maarif Hasyim Latif (UMAHA), Taman, Kabupaten Sidoarjo mengangkat Dekan dari luar negeri. Tidak tanggung-tanggung Dekan asing yang direkrut sebanyak tiga orang, mereka adalah Prof Dr Munjider Sing dari India sebagai Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Prof Dr Hallan Pareira dari Australia sebagai Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan dan Dr Karen Fernandes dari Filipina sebagai Dekan Fakultas Hukum.
Penyerahan surat keputusan (SK) pengangkatan tiga Dekan asing tersebut diserahkan langsung oleh Rektor UMAHA, Achmad Fathoni Rodli dalam kegiatan Opening Ceremony dan Rapat Senat Terbuka Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB), Jumat (29/8) malam.
Fathoni mengatakan, kebijakan pengangkatan tiga Dekan asing tersebut adalah sebagai upaya UMAHA melakukan percepatan peningkatkan kualitas pendidikan yang lebih modern dan menjadi kampus berstandart internasional.
Kebijakan tersebut adalah sejalan dengan kebijakan Menristekdikti yang mulai tahun ini memberikan kesempatan pengakatan rektor dan dosen asing sebagai upaya mengakselerasi rangking kualitas pendidikan di Indonesia. Kebijakan ini nantinya akan membuat UMAHA lebih dikenal dan mendekatkan dengan pendidikan tinggi yang berkualitas dunia, terangnya.
Dikatakannya, banyaknya masyarakat Indonesia yang harus pergi ke luar negeri untuk mendapatkan pendidikan tinggi terbaik, adanya kebijakan pengangkatan tiga Dekan asing ini nantinya akan menjadi alternatif tujuan dan rujukan masyarakat Indonesia menjadikan UMAHA sebagai pilihannya, sebelum mereka ke luar negeri, seperti Singapura, Amerika, Eropa untuk mencari pendidikan yang lebih berkualitas.
Kami bertekad kebijakan ini akan menjadikan UMAHA sebagai kampus swasta pertama yang siap go internasional, serta mempercepat peningkatan akreditasi kampus yang saat ini masih B, tegasnya.
Pada tahun ajaran 2019/2020, kegiatan Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) UMAHA dikemas dengan mengenalkan dan melestarikan seni tradisional berupa pagelaran wayang bagi 700 mahasiswa baru. Kegiatan ini sebagai komitmen kampus pada generasi muda terutama anak-anak untuk mengenal dan mempelajari seni dan budaya lokal. Hal itu untuk menghidupkan kearifan lokal yang tersebar di seluruh penjuru Nusantara.
Menurutnya, seni dan budaya sangat penting untuk dikenalkan kepada generasi muda dan anak-anak sebagai bagian dari pembentukan karakter bangsa. Melalui seni dan budaya, masyarakat bisa mengajarkan generasi muda dan anak-anak untuk mengenal keberagaman.
"Bersosialisasi dengan siapa saja tanpa ada sekat, menyatu dengan semua manusia, bukan hanya di Indonesia tetapi juga di luar negeri tanpa membedakan dari mana dia berasal," ujar Fathoni.
Karena itu, sangat penting untuk memberikan pengenalan seni dan budaya sejak anak-anak. Sebab generasi muda dan anak-anak Indonesia perlu dibekali dan diajarkan seni dan budaya lokal.
"Dengan begitu, kepribadian dan karakter kita sebagai bangsa Indonesia akan tumbuh. Ini lagi yang harus saya tekankan kepada generasi muda dan anak-anak di tengah situasi globalisasi. Kita tidak boleh meninggalkan dan melupakan kearifan lokal budaya dan seni," tutur fathoni.
Pada kegiatan PKKMB, pagelaran wayang menampilkan dalam cilik Ki Mulki Aiman (7 tahun) dengan mementaskan lakon yang berjudul Gatut Kooco Winisudo. (Is/red)