Surabaya Viral - Jawa Timur sebagai provinsi berstatus lumbung pangan nasional memberikan perhatian lebih kepada petani sebagai penjaga lumbung pangan. Beragam fasilitas pun diberikan agar para petani merasakan kesejahteraan.
Selain mendistribusikan pupuk bersubsidi dari Kementerian Pertanian, Pemprov Jatim pada 2020 tercatat pernah mendistribusikan pupuk cair secara gratis kepada para petani.
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jatim Heru Suseno mengatakan bantuan pupuk cair sebanyak 99.155 liter senilai Rp 9 miliar lebih itu didistriusikan kepada 620 kelompok tani seluruh Jawa Timur.
Jumlah itu belum termasuk bantuan pupuk gratis untuk tanaman Perkebunan yang setiap tahun didistribusikan
"Perlu saya tegaskan, pupuk subsidi itu dari pemerintah pusat. Tapi kami pernah memberikan pupuk gratis kepada petani," katanya, Rabu (9/10/2024).
Selain pupuk gratis, bantuan alat mesin pertanian (Alsintan) juga setiap tahun diberikan kepada kelompok tani, seperti alat transplanter, hand traktor, dan pompa air. Total ada 1.500 unit lebih alat yang diberikan, kepada ribuan kelompok tani.
Pemprov Jatim bersama Kementerian Pertanian juga memberikan jaminan ansuransi bagi petani yang mengalami gagal panen.
Nilai pertanggungan yang akan diterima petani jika sawahnya mengalami 70 persen kerusakan adalah sebesar Rp 6 juta per hektare.
"Sejak 2019, klaim ansuransi tersebut dimanfaatkan oleh 2,3 juta petani di Jatim dengan total luasan lahan lebih dari 1,5 juta hektare," jelasnya.
Semua upaya tersebut membuahkan hasil. Hingga kini, Jatim masih mampu mempertahankan posisinya sebagai produsen padi terbesar di Indonesia selama empat tahun berturut- turut dari tahun 2020 – 2023. Jawa Timur berkontribusi sebesar 17,99 persen terhadap produksi padi nasional.
Capaian produksi padi Jawa Timur di tahun 2023 mencapai 9,7 juta ton-gkg atau setara dengan beras sebesar 5,6 juta ton.
inisiasi pertanian presisi, intensifikasi, dan optimalisasi lahan.
Menggandeng semua pihak terkait, Pemprov Jatim telah menyiapkan berbagai program menuju pertanian presisi dengan penggunaan varietas unggul (produksi tinggi dan tahan kekeringan/banjir) yang bermutu dengan masa tanam lebih cepat.
Selanjutnya, penggunaan pupuk secara berimbang dengan slogan 7 Tepat, yakni tepat tempat, tepat harga, tepat jumlah, tepat mutu, tepat jenis, tepat waktu, dan tepat sasaran.
Selain itu juga optimalisasi infrastruktur pertanian, terutama berkaitan produksi padi, seperti jaringan irigasi dan penyesuaian pola tanam dan pengelolaan tanaman pangan, hingga proses penekanan susut hasil panen padi dengan optimalisasi alsintan yang telah terfasilitasi kepada kelompok tani. (Sal/red)