SURABAYA VIRAL — Jagat maya mendadak riuh. Sebuah unggahan akun Instagram @viralforjustice sontak memancing perdebatan panas setelah mempublikasikan video berisi pesan kontroversial terkait gerakan #forjustice yang diklaim “lahir di Surabaya”.
Dalam tayangan itu terpampang tulisan yang langsung memicu kegelisahan publik:
“Media ini hadir untuk mengawal kepentingan gerakan #forjustice yang lahir di Surabaya. Misi utama gerakan adalah mengembalikan hak, harkat, dan martabat orang Surabaya terutamanya orang Jawa.”
Narasi itulah yang memantik percikan perdebatan. Sebagian warganet menilai video tersebut sebagai bentuk dukungan terhadap sebuah gerakan sosial. Namun banyak pula yang menganggap konten itu berpotensi memecah belah masyarakat, terutama terkait isu sensitif tentang warga pendatang yang tinggal dan hidup di Kota Surabaya.
Situasi makin memanas ketika tautan video itu menyebar dengan cepat ke berbagai grup WhatsApp. Tak sedikit anggota grup yang mengungkapkan kekhawatiran akan munculnya isu SARA yang bisa mengganggu kerukunan antarwarga.
Organisasi pemuda legendaris Kota Pahlawan, Putra Surabaya (Pusura), ikut buka suara. Organisasi yang didirikan sejak 1936 oleh dua tokoh bangsa Dr. Soetomo dan Dr. Soewandi tersebut menegaskan bahwa Surabaya adalah rumah besar bagi siapa pun tanpa melihat latar belakang suku.
Ketua Pusura Surabaya, Hoslih Abdullah, atau akrab disapa Cak Dullah, menyampaikan sikap tegasnya menanggapi merebaknya isu itu.
“Kalau sudah tinggal di Surabaya, ya kita menjadi orang Surabaya. Tidak perlu dibeda-bedakan Jawa, Madura. Dan kita punya kewajiban menjaga kondusifitas kota Surabaya,” tegasnya, Senin (24/11/2025).
Cak Dullah menilai narasi yang muncul di video tersebut berpotensi menimbulkan gesekan horizontal jika tidak segera diluruskan.
“Kalau isu seperti ini dibiarkan, bisa memicu perpecahan. Harapan saya Surabaya tetap aman dan nyaman. Di Forum Pembauran Kebangsaan saja ada 27 suku, semuanya hidup bersama dengan baik,” ujarnya.
Menanggapi kekhawatiran publik, Cak Dullah memastikan bahwa persoalan ini tidak akan berhenti di media sosial semata. Ia menyatakan isu tersebut akan dibawa ke dalam forum resmi untuk mencegah kesalahpahaman yang bisa berkepanjangan.
“Persoalan ini akan saya bahas dalam rapat Forum Pembauran Kebangsaan dalam waktu dekat,” pungkasnya.
Gelombang komentar warganet masih terus berdatangan. Sementara itu, publik menunggu langkah lanjutan dari pihak terkait untuk memastikan Surabaya tetap adem, rukun, dan jauh dari api provokasi isu SARA. (Sal/red)