SURABAYA - Melalui Program Desa Berdaya, sebanyak 362 desa ikonik mendapat alokasi dana senilai Rp 36,2 miliar. Suntikan anggaran dari Pemprov Jatim itu diharapkan mampu meningkatkan kapasitas untuk mewujudkan desa yang mandiri.
"Dukungan anggaran untuk desa ikonik melalui Program Desa Berdaya merupakan bentuk apresiasi kepada desa-desa di Jawa Timur agar mampu meningkatkan kapasitasnya menjadi desa mandiri," kata Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Senin (18/9).
Khofifah mengatakan, program Desa Berdaya yang diinisiasi Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa merupakan salah satu inovasi pengembangan desa tematik melalui kegiatan ekonomi kreatif, inovatif dan produktif berbasis Bumdesa.
Program tersebut, kata Khofifah, fokus menumbuhkan inovasi produk berupa barang dan jasa yang mampu menggerakkan perekonomian desa serta memunculkan produk ikon desa yang memiliki nilai khusus melalui "Economic Branding" berbasis inovasi.
"Selain itu mengoptimalkan penggunaan Dana Desa untuk menguatkan ikon desa, yang berdampak pada peningkatan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat Desa," kata Khofifah.
Di sisi lain, penguatan perekonomian desa juga dilakukan melalui program Dewi Cemara (Desa Wisata Cerdas Mandiri dan Sejahtera) dengan mengembangkan 596 Desa Wisata yang diantaranya ada 8 desa wisata peraih penghargaan ADWI (Anugerah Desa Wisata Indonesia) 2023.
"Desa Mandiri juga didukung dengan pengembangan 102 Desa Devisa yang merupakan program pemberdayaan masyarakat untuk mengembangkan potensi komoditas ekspor sekaligus meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat desa," tegas Khofifah.
Gubernur Khofifah menyebut, sejak 2021, Pemprov Jatim melalui pos anggaran Bantuan Keuangan Khusus telah mengalokasikan anggaran untuk pengembangan desa ikonik masing-masing senilai Rp 100 juta.
Hingga tahun 2023, total ada 362 desa ikonik yang menerima bantuan tersebut melalui program Desa Berdaya dengan total anggaran yang dialokasikan senilai Rp 36,2 miliar.
"Rinciannya tahun 2021 ada 151 desa yang menerima bantuan keuangan khusus dengan alokasi anggaran Rp 15,1 miliar, tahun 2022 ada 132 desa dengan total alokasi anggaran Rp 13,2 miliar dan tahun 2023 ada 79 desa dengan total anggaran yang dialokasikan sebesar Rp 7,9 milliar," jelasnya.
Disebutkan, beberapa desa ikonik yang tercatat sebagai penerima BKK Rp 100 juta antara lain, Desa Ketapanrame Kecamatan Trawas Kabupaten Mojokerto yang memiliki Ikon Desa Wisata Sawah Sumber Gempong, Twin Lake di Desa Kemangi Kecamatan Bungah Kabupaten Gresik dan Silowo Ekowisata Desa Mandirejo Kecamatan Merakurak Kabupaten Tuban.
Melalui bantuan dana tersebut, Khofifah mengatakan setiap desa dapat memanfaatkan dana tersebut untuk mengidentifikasi dan mengembangkan embrio kegiatan ekonomi desa yang didukung potensi sumber daya desa secara inovatif, kreatif dan produktif.
"Desa juga dapat melakukan branding hasil produk atau aktifitas dengan membuat konten kreatif, lalu mempopulerkannya sebagai ikon desa," katanya.
Ke depan, Khofifah meminta program Desa Berdaya menjadi instrumen efektif dalam rangka pengembangan potensi perekonomian desa serta menanggulangi kemiskinan di pedesaan.
"Saya berharap suntikan dana mampu mensejahterakan masyarakat desa," pungkasnya.
Sebagai informasi, berdasarkan hasil pemutakhiran Indeks Desa Membangun (IDM) 2023, Provinsi Jatim dinobatkan sebagai provinsi dengan jumlah desa mandiri terbanyak di Indonesia.
Capaian tersebut diperkuat dengan Keputusan Menteri Desa PDTT RI nomor 174 tahun 2023 tentang status kemajuan dan kemandirian desa tahun 2023 bahwa jumlah desa mandiri di Jatim tercatat sebanyak 2.800 desa dengan status mandiri, 3.674 desa maju dan 1.247 desa dengan status berkembang.
"Dari total 11.456 desa mandiri di Indonesia, 24,44 persen atau 2.800 desa mandiri ada di Jatim.
Di posisi kedua Jabar dengan 1.828 desa mandiri (15,97 persen), dan Kalbar dengan 877 desa mandiri atau 7,66 persen sedangkan Jateng di urutan keempat dengan 825 desa mandiri atau 7,21 persen," tutupnya. (Sal/red)