Surabaya - Salah satu bos CV Cuan Group, Mitaresa yang juga merupakan selebgram yang dikenal dengan nama Tata Ghaniez akhirnya menampakkan diri. Dia datang ke Polda Jatim untuk melaporkan 2 rekannya di perusahaan investasi itu, yakni FB dan AL.
Perempuan yang akrab disapa Mita itu mendatangi SPKT Polda Jatim pada Jumat (20/10/2023) petang. Dia didampingi pengacaranya Elok Kadja untuk melaporkan kedua rekannya.
Mita melapor kedua rekannya atas dugaan penggelapan hingga membuat banyak orang merugi, termasuk DJ Tessa Morena. Setelah mendapatkan surat aduan masyarakat, Mita menyatakan bahwa selama CV Cuan Group berdiri memang tidak ada pembukuan maupun laporan keuangan.
Dalam aduannya dia menyebutkan bahwa AL dan FB diduga menggelapkan dana masyarakat. Mita mengaku mengetahui itu setelah dirinya melakukan audit bersama pengacaranya.
"Itu mulai 2021 sampai 2023, jumlahnya kurang lebih Rp 5 miliar.
Perhitungan pastinya masih menunggu keseluruhan, karena kan banyak banget, ribuan lembar. Makanya, saya adukan AL dan FB, mereka tidak kooperatif, akhirnya saya temui sendiri para member sebagai bentuk tanggung jawab dan itikad baik saya," kata Mita di Polda Jatim, Jumat (20/10/2023).
Dia berjanji bakal kooperatif dalam kasus tersebut. Dia tegaskan juga telah menemui sejumlah member dan menyatakan siap siap bertanggung jawab bila memang terbukti bersalah dan memakai dana senilai Rp 15 miliar seperti yang disampaikan korban.
Saat disinggung mengapa mengadukan 2 partnernya, Mita mengaku sudah kesal. Dirinya telah meminta rekening koran, pembukuan, hingga akta pendirian. Namun keduanya kerap mempersulit apa yang dia minta. Hingga Mita mengaku curiga dan memberanikan diri melakukan audit.
"Saya memang tidak bisa melarang, ya, para member melapor ke polisi. Padahal saya sudah upayakan agar tidak seperti ini dan saya kecewa dengan partner saya. Sebenarnya saya tidak bertanggung jawab sepenuhnya di CV Cuan Group," dalihnya.
Mita mengaku dirinya sebagai persero pasif. Direktur berinisial AL yang memegang keuangan dan FB selaku komisaris lah yang seharusnya bertanggung jawab sepenuhnya. Dia menegaskan keduanya dianggap lebih aktif dibanding dirinya.
Dia menyebutkan bahwa sistem kerja CV Cuan Group tak hanya arisan, tapi juga investasi.
Anehnya, Mita justru mengaku tidak tahu dana yang diperoleh dikelola untuk apa.
"Kalau (dana yang masuk) untuk apa saya tidak tahu, karena saya tak pegang keuangan. Soal uang Rp 15 miliar juga saya kaget, karena kalau di iuran viral sampai Rp 15 miliar itu cuma omongan netizen, nanti kami lihat hasilnya setelah selesai audit semua," katanya.
Soal ancaman yang disampaikan para member, Mita menampik tudingan itu. Menurutnya dia tidak pernah bilang dana para member tidak akan dikembalikan. Namun, dia benarkan bila para member yang melapor dan memberitakan hal itu tidak diprioritaskan.
"Ya karena itu (melapor dan memberitakan) sudah merusak nama baik, sedangkan di sini kami sudah bertanggung jawab. Jadi, tidak benar, memang ada (kata) Reog, itu membuat mental kami down. Sedangkan saya sebagai persero pasif juga bertanggung jawab. Ada pengembalian ke member sekitar Rp 500 juta pakai dana pribadi saya," ujarnya.
Meski begitu, ia mengakui ada kekeliruan dan kemacetan dalam pengelolaan uang. Ia mengaku sempat bertanya ke direktur dan komisaris. Pengakuannya, gara-gara investasi 7 harian, sehingga banyak yang macet dan bermasalah.
Terkait pernyataan para korban tentang dana investasi dan arisan untuk membuat tempat karaoke, hiburan malam, hingga beli rumah, Mita mengaku tidak tahu. Saat ini dirinya hanya menunggu audit selesai.
"Memang ada sih, untuk fashion, kalau resto saya kurang tahu dan diskotik juga kurang tahu, karena setahu saya hanya alat berat dan kosmetik. Kalau di luaran bilang 300 member, sebenarnya tidak sampai. Ada meet up dan arisan menurun, arisan itu sebenarnya aman-aman saja, tapi karena ada problem di investasi jadi berdampak ke arisan," katanya.
Saat disinggung berapa profit dan uang yang diperoleh perusahaannya, Mita juga mengaku tidak tahu secara detail. Dengan nada terbata-bata dia mengaku mendapat uang yang tak menentu setiap bulan.
"Saya cuma dapat gaji dari Cuan Group, itu tidak mesti ya (gajinya) karena kan masukan juga tidak mesti berapa per bulannya. Jadi, saya kayak dikasih materi sama direktur, lalu saya posting, setelah dapat klien ya uangnya saya masukkan ke CV Cuan Group," ujarnya.
"Saya di sini merasa dirugikan. Nama saya tercemar di mana-mana dan merasa tidak menikmati dana sesuai nominal itu. Malah saya diancam, saya mau diculik. Padahal saya sudah temui semua member, tapi malah di-prank sama partner," katanya. (Sal/red)