SURABAYA VIRAL - Penculikan santri Pesantren Metal Pasuruan disebut polisi adalah aksi penculikan salah sasaran. Sebenarnya para pelaku diminta untuk menculik pria bernama Roni alias Dompes, bukan korban yang bernama MS (17).
"Motif penculikan santri di Pesantren Metal Pasuruan sebenarnya salah sasaran. Para pelaku sebenarnya diperintahkan untuk menculik pria bernama Roni, bukan korban," kata Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Jatim Kombes Farman, dikonfirmasi Rabu (23/4/25).
Dari hasil pemeriksaan, Roni yang akan diculik merupakan seseorang yang diduga menerima paket narkoba jenis Sabu.
"Paket sabu tersebut tidak diberikan kepada saudara P yang saat ini masih diburu alias buron. Sehingga P memerintahkan kepada para pelaku untuk melakukan penculikan," ujarnya.
Aksi penculikan sempat terekam CCTV dan viral di media sosial. Aksi penculikan terjadi di depan toko Hamdalah, Jalan Raya Pantura Desa Rejoso Lor, Senin malam (21/04/2025).
Dari rekaman CCTV, korban diseret dan dipaksa masuk ke dalam kendaraan. Selasa kemarin, tim gabungan Polda Jatim dan Polres Kota Pasuruan menangkap para pelaku di pintu tol Kebomas Gresik.
Dari 7 pelaku yang ditangkap, 4 diantaranya ditetapkan sebagai tersangka dari hasil gelar perkara.
Karena korbannya masih di bawah umur, para pelaku dijerat Pasal 76F Jo Pasal 83 Undang – Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang perubahan atas Undang – Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak Jo. 55 KUHP atau Pasal 328 KUHP Jo. 55 KUHP atau Pasal 333 ayat (1) KUHP Jo. 55 KUHP.
Keempat tersangka adalah S (24), AE (34), P (60), dan MHR (35). Gelar perkara juga mengungkap peran masing-masing tersangka. Tersangka S berperan mengeksekusi penculikan dengan membekap korban dengan sarung.
Tersangka AE selain sebagai sopir kendaraan saat peristiwa penculikan, juga sempat menodongkanan senjata airsoft gun kepada korban. Sedangkan tersangka P melakukan eksekusi penculikan.
"Untuk tersangka MHR melakukan eksekusi penculikan dan pemukulan kepada korban dengan tangan," ujar Farman. (Sal/red)