Warganet Pertanyakan Nasib Donasi Saat Aksi Rakyat Jawa Timur Menggugat Batal

Ketua Aliansi Santri Nusantara H Mohaimin (tengah)
Ketua Aliansi Santri Nusantara H Mohaimin (tengah)
banner 728x90

SURABAYA VIRAL - Rencana aksi besar bertajuk 'Aliansi Rakyat Jawa Timur Menggugat' yang dijadwalkan berlangsung pada Rabu, 3 September 2025 hari ini, urung digelar.

Penundaan tanpa batas waktu ini diumumkan langsung oleh inisiator gerakan, Muhammad Sholeh atau akrab disapa Cak Sholeh, pada Senin (1/9/2025) lalu di Posko Penggalangan Dana Aksi, Taman Apsari, Surabaya.

Namun, keputusan tersebut justru menimbulkan gelombang tanda tanya dari warganet.

Mereka mempertanyakan nasib donasi yang sebelumnya dihimpun untuk mendukung aksi, mulai dari air mineral, makanan ringan, hingga sejumlah uang tunai.

Ketua Aliansi Santri Nusantara, H. Mohaimin, mengaku heran atas ketidakjelasan laporan keuangan maupun distribusi bantuan.

"Sebagai masyarakat Jawa Timur, saya mempertanyakan ke mana keberadaan donasi yang katanya sudah terkumpul. Harusnya ada transparansi, apalagi ini menyangkut amanah publik. Kalau demo batal, bagaimana pertanggungjawaban donasi kepada masyarakat," tegasnya.

Kritik dan keresahan publik terlihat jelas di media sosial. Akun Instagram Cak Sholeh dihujani komentar warganet. Salah satu komentar dengan tegas menyebut,

"Total donasi seharusnya disebutkan dan dilaporkan secara terbuka, jangan hanya disimpan," kata akun@bukanaries di laman komentar.

Seorang warganet dengan akun @sisi_ bahkan menulis peringatan keras, "Awas lo Cak Sholeh, rakyat Jatim sebagian wes ngirim donasi…".

Kecaman semacam ini ramai dibagikan ulang di berbagai platform, memperkuat sorotan publik terhadap pengelolaan dana aksi.

Sementara itu, dikutip dari akun resmi Instagram Cak Sholeh @sholeh_lawyer menegaskan, bahwa keputusan penundaan diambil demi keselamatan masyarakat.

Ia menyinggung kondisi sosial-politik yang belum kondusif pasca serangkaian kerusuhan di sejumlah titik di Surabaya.

"Kalau dipaksakan aksi pada 3 September, justru akan menakuti masyarakat. Kami tidak ingin aksi damai berubah jadi kerusuhan," ujarnya.

Sholeh juga menyampaikan bahwa Posko Penggalangan Dana di Taman Apsari resmi ditutup per Senin malam.

"Kalau posko tetap dibuka, bantuan akan terus mengalir, padahal aksi belum bisa dijalankan. Penutupan ini agar tidak ada penumpukan logistik," jelasnya.

Ia menjelaskan, donasi dari masyarakat yang terkumpul selama pembukaan pokso mencapai Rp 8,150 juta. Kemudian, ada Rp 5 juta yang ada di dalam kotak donasi posko yang dipecah dan digarong orang, sekaligus tenda yang hilang.

Saat ini, sisa donasi sekitar Rp 4,971 juta, setelah dikurangi biaya operasional posko, seperti akomodasi dan konsumsi.

"Sekali lagi aksi tidak dibatalkan, tapi kita tunda sampai batas waktu belum ditentuka," ujarnya. (Sal/red)

banner 300x250

Berita Terkait

banner 300x250