Malang - Sejumlah anak difabel berjalan di atas panggung dengan mengenakan busana batik. Layaknya model, mereka berjalan mengitari panggung di acara East Java Fashion Harmoni di Malang Jawa Timur Sabtu (10/12/2021).
Mereka adalah tuna rungu, tuna grahita, tuna daksa, autis, slow lerner, dan hiperactive. Mereka memperagakan busana wistara batik dari surabaya Aryo Setiyawan.
4 anak perempuan dan 3 anak laki-laki terlihat elegan berjalan dengan balutan kain batik. Mereka mengikuti intruksi pengarah agar mereka tetap berjalan di jalur yang sudah disediakan.
Tepuk tangan riuh penonton pun pecah saat mereka mulai berjalan dan bergaya di atas panggung. Dalam kesempatan tersebut, Aysa Dewi Ristia, model disabilitas dari Blitar juga memperagakan batik kostum kreasi.
Tampilnya para penderita difabel itu melengkapi tampilnya belasan model yang menampilkan karya busana batik desainer-desainer ternama Jawa Timur seperti Embran Nawawi, D Andryana, Yan Khurin, Yeny Ries, dan Yunita Kosasih.
Mereka memamerkan busana batik bertema Junjung Drajat dari sejumlah daerah di Jawa Timur seperti Probolinggo, Pamekasan, Tuban dan Tulungagung.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Timur Sinarto mengatakan, East Java Fashion Harmoni kali ini sengaja menghadirkan model istimewa dari kelompok difabel karena Jawa Timur ingin menjadi provinsi yang inklusif untuk semua kelompok dan kalangan. "Kita ingin bangkit bersama, kita ingin maju bersama," kata Sinarto.
East Java Fashion Harmoni 2021 kata Sinarto mengangkat tema batik Junjung Drajat yang memiliki makna filosofi mengangkat harkat dan martabat diri, keluarga dan bangsa untuk mewujudkan sujud syukur kepada Tuhan yang maha Esa serta berisi doa kesabaran dan doa kesuksesan.
"Ini sangar cocok dengan kondisi Jatim saat ini yang sedang berupaya bangkit dari pandemi," jelasnya.
Dalam kesempatan tersebut juga diberikan apresiasi penghargaan kepada pelaku wisata di Jawa Timur agar mereka lebih percaya diri untuk mengangkat perekonomian Jawa Timur melalui sektor wisata. (Sal/red)