SURABAYA - PDI-P Kota Surabaya menolak keras kedatangan tim Israel untuk berlaga di Indonesia pada ajang Piala Dunia U20 yang akan digelar 20 Mei hingga 11 Juni 2023.
"Sebagaimana sikap Bung Karno menolak penjajahan Israel atas Palestina, kami juga menolak timnas sepakbola Israel main pada Piala Dunia U20 di Indonesia," kata Ketua DPC PDIP Surabaya Adi Sutarwijono dalam keterangan resminya, Jumat (24/3/2023).
Menurut dia, selama Israel terus menganeksasi Palestina, selama itulah bangsa Indonesia berdiri tegak melawan penjajahan Israel.
Setiap momentum menurutnya harus digunakan untuk terus menyuarakan perdamaian dunia, termasuk momentum ajang olahraga internasional yang kebetulan akan berlangsung di Indonesia.
"Olahraga dijalankan dengan prinsip sportivitas, prinsip yang diabaikan Israel ketika menduduki tanah Palestina," ujar ketua DPRD Surabaya ini.
Bung Karno menurut dia juga menantang penjajahan Israel terhadap Palestina. Saat itu Bung Karno juga melarang Timnas Indonesia untuk menolak bermain melawan Israel dalam kualifikasi Piala Dunia 1958. Padahal, ketika itu Indonesia punya peluang lolos ke Piala Dunia.
"Tapi bagi Bung Karno, kemanusiaan universal haruslah di atas segalanya sekaligus menjadi basis bagi kebijakan di seluruh aspek kehidupan, termasuk dalam hal olahraga," ucapnya.
Bung Karno, lanjut Adi, juga tidak memperkenankan Israel bermain pada Asian Games 1962 ketika Indonesia menjadi tuan rumah.
Terpisah, Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jatim Sukadiono juga tegas menolak timnas Israel di Piala Dunia U20 di Indonesia.
Sukadiono menyebut ada tiga alasan mengapa penolakan terhadap Israel harus didukung. Pertama adalah alasan historis sejarah israel adalah sejarah penjajahan atas tanah Palestina.
Alasan kedua adalah kemanusiaan. "Atas nama kemanusiaan, kita harus mengambil langkah tegas terhadap Israel. Gencarkan kebijakan-kebijakan untuk kebebasan dan kemerdekaan Palestina, dengan tujuan agar tidak ada lagi penjajahan dan kolonialisme yang menciderai nilai-nilai kemanusiaan demi kedamaian dan ketentraman dunia," katanya.
Ketiga adalah tidak ada hubungan diplomatik. S9ebelum Palestina merdeka tidak mungkin bagi Indonesia membuka hubungan diplomatik dengan Israel yang menjajah bangsa Palestina.
"Saya yakin masyarakat Indonesia masih bersimpati dan memiliki solidaritas tinggi terhadap bangsa Palestina yang ditindas oleh Israel, baik karena alasan solidaritas agama maupun perikemanusiaan," pungkasnya. (Sal/red)