Kerja Sama SIER–Fairatmos, Akselerasi Kawasan Industri Rendah Karbon

Kerja Sama SIER–Fairatmos, Akselerasi Kawasan Industri Rendah Karbon. (Red)
Kerja Sama SIER–Fairatmos, Akselerasi Kawasan Industri Rendah Karbon. (Red)
banner 728x90

SURABAYA VIRAL — PT Surabaya Industrial Estate Rungkut (SIER) kembali menegaskan komitmennya terhadap pengelolaan kawasan industri yang ramah lingkungan, melalui penandatanganan perjanjian kerja sama strategis dengan Fairatmos.

Sebuah perusahaan teknologi iklim yang berfokus pada pengembangan proyek karbon serta solusi dekarbonisasi berbasis sains dan teknologi.

Penandatanganan kerja sama ini dilaksanakan di Jakarta, dihadiri oleh Direktur Utama PT SIER, Didik Prasetiyono, yang turut didampingi oleh Direktur Operasi PT SIER, Lussi Erniawati. Dari pihak Fairatmos, hadir CEO dan Founder Natalia Rialucky Marsudi serta Head of New Business, Cecilia Natasya.

Kerja sama ini mencakup penyusunan studi pra-kelayakan (pre-feasibility study) untuk pengembangan proyek karbon di kawasan industri milik SIER. Fokus utama studi tersebut meliputi pengelolaan limbah cair industri, peningkatan efisiensi energi, serta pemanfaatan teknologi rendah karbon dan inisiatif reforestasi, yang diharapkan dapat menghasilkan kredit karbon bersertifikat. Hasil studi ini nantinya akan menjadi landasan dalam pengajuan proyek ke Sistem Registri Nasional (SRN) maupun skema internasional seperti Gold Standard.

Direktur Utama PT SIER, Didik Prasetiyono, menyatakan bahwa inisiatif ini merupakan bagian integral dari visi jangka panjang SIER untuk menjadi kawasan industri yang tidak hanya unggul dalam daya saing, tetapi juga bertanggung jawab terhadap keberlanjutan lingkungan.

“Kami menyadari bahwa masa depan industri sangat bergantung pada kemampuannya dalam beradaptasi terhadap tantangan perubahan iklim. Kemitraan ini merupakan bentuk kesungguhan kami untuk menjawab tantangan tersebut secara terukur dan kolaboratif,” ujar Didik.

Lebih lanjut, ia menambahkan bahwa kerja sama ini memiliki sejumlah nilai strategis, antara lain mendukung pemenuhan prinsip-prinsip ESG (Environmental, Social, and Governance), khususnya pada aspek lingkungan; membuka potensi pendapatan baru melalui mekanisme perdagangan kredit karbon; serta meningkatkan daya saing kawasan industri SIER dan para tenant-nya dalam menghadapi tuntutan global terkait keberlanjutan.

Kolaborasi ini juga diyakini akan membantu perusahaan dalam mempersiapkan diri menghadapi regulasi-regulasi baru di masa depan, seperti penerapan pajak karbon dan sistem perdagangan emisi. Dalam implementasinya, Fairatmos akan menyediakan dukungan teknis serta teknologi digital yang diperlukan dalam proses pengukuran, pemantauan, pelaporan, dan verifikasi proyek karbon, guna menjamin transparansi dan akuntabilitas di setiap tahap pelaksanaan.

“Komitmen ini menjadi fondasi penting untuk memastikan keterbukaan, akuntabilitas, dan kepatuhan terhadap standar nasional maupun internasional dalam setiap tahap pengembangan proyek karbon,” tegas Didik, yang saat ini tengah menempuh pendidikan program doktor Pengembangan Sumber Daya Manusia (PSDM) di Universitas Airlangga.

Sementara itu, CEO Fairatmos, Natalia Rialucky Marsudi, menyambut baik kemitraan ini dan menyampaikan apresiasinya atas keseriusan SIER dalam merancang masa depan industri yang lebih hijau dan berkelanjutan.

“Kawasan industri seperti SIER memiliki potensi signifikan dalam berkontribusi terhadap pencapaian target penurunan emisi nasional. Kami siap mendampingi SIER dengan pendekatan berbasis data, teknologi, serta pengalaman kami dalam proyek-proyek karbon lintas sektor,” ungkap Natalia.

Fairatmos sendiri telah memiliki rekam jejak dalam pengembangan proyek karbon di berbagai wilayah Indonesia dan Asia Tenggara, mencakup pengelolaan limbah industri di Pasuruan, pengolahan sampah di Ponorogo, pengembangan energi terbarukan, hingga kegiatan reforestasi di kawasan mangrove dan gambut. Kolaborasi dengan SIER menjadi langkah strategis dalam memperluas dampak di sektor industri dan kawasan.

Dengan semangat kolaborasi dan komitmen terhadap keberlanjutan, kerja sama ini diharapkan dapat menjadi model penerapan proyek karbon di kawasan industri Indonesia. Lebih dari sekadar menghasilkan kredit karbon, kemitraan ini menjadi momentum penting untuk mendorong transformasi industri menuju masa depan yang rendah karbon, adaptif terhadap perubahan iklim, dan inklusif. (Sal/red)

banner 300x250

Berita Terkait

banner 300x250