Surabaya Viral - Produk barang hantaran pernikahan dan hiasan uang mahar banyak dicari dalam momentum tertentu. Peluang itupun ditangkap para pelaku UMKM sebagai ladang bisnis yang menjanjikan.
Karena itu Anggota Komisi B DPRD Jatim Agatha Retnosari dalam program Sinergitas bersama Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Jatim berupaya terus mengembangkan potensi-potensi bisnis tersebut dan terus melalukan penguatan sumberdaya manusia untuk menyambut peluang bisnis tersebut.
Senin (4/12/2023), Agatha yang juga Caleg DPRD Jatim dapil Surabaya dari PDI-Perjuangan itu menggelar pelatihan pembuatan hantaran nikah dan hiasan uang mahar. Para peserta sangat antusias mengikuti pelatihan tersebut.
"Belakangan ini masyarakat sangat menyukai hal-hal yang berbau estetik dan elegan. Oleh karena itu, produk hantaran pernikahan dan mahar uang banyak dijual oleh para UKM untuk keperluan seserahan, lamaran dengan harga tinggi maupun rendah, sesuai dengan kualitasnya," katanya.
Hantaran pernikahan disusun dengan berbagai macam bahan, peralatan sholat, pakaian, tas, sepatu, make up, peralatan mandi atau susunan uang yang disusun dengan memilih warna senada agar terlihat unik dan cantik.
Hantaran biasanya dijual dengan harga yang bervariatif sesuai dengan jumlah bahan yang disusun. Membuat kerajinan dibutuhkan ketekunan untuk mendesain produk yang diinginkan agar menarik kemudian diaplikasikan pada barang-barang yang akan disusun untuk memperoleh nilai seni yang tinggi.
Kreatifitas, kejelian melihat permintaan pasar, akan membawa peluang untuk menjadikan ladang membuka usaha berbisnis hantaran pernikahan yang cukup banyak diminati oleh pasangan-pasangan muda yang akan melanjutkan kejenjang pernikahan.
"Ayo bangun semangat berbisnis kita, kembangkan kreatifitas dan inovasi tanpa henti. Bisnis yang besar dimulai dari yang kecil. Bisnis yang sukses dan kuat karena sebuah proses.
Mari kita gaungkan terus kesadaran masyarakat untuk mencintai dan bangga dengan produk-produk ukm sehingga dapat semakin mendorong munculnya para wirausahawan baru di Jawa Timur," tegasnya.
Seperti diketahui, Perekonomian Jatim mencapai Rp 2.730 triliun dengan pertumbuhan ekonomi mencapai 5,34%. Konsep ekonomi Jatim merupakan ekonomi yang inklusif yang berbasis ekonomi kerakyatan.
Kondisi ini ditandai dengan peran yang sangat strategis dari koperasi umkm yang menjadi bakcbone perekonomian jawa timur dengan kontribusi sebesar 57,81 persen.
Kemampuan UMKM menyerap 97% dari total tenaga kerja memberikan bukti bahwa UMKM yang tercatat sebanyak 9,78 juta itu menjadi salah satu usaha yang mampu bertahan dan penopang perekonomian dan dapat menyerap tenaga kerja terbanyak dibanding sektor usaha lainnya. (Sal/red)