Surabaya - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menerima penghargaan sebagai Ibu Perangkat Desa Jawa Timur dari Persatuan Perangkat Desa Indonesia (PPDI) Jawa Timur.
Penghargaan tersebut diserahkan langsung oleh Ketua PPDI Jawa Timur Sutoyo M. Muslih kepada Gubernur Khofifah saat Rapat Koordinasi Perangkat Desa Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2023 yang bertepatan dengan Hari Jadi ke-13 PPDI Jatim di JX International Surabaya, Selasa (19/12).
Usai menerima penghargaan ini, Gubernur Khofifah menyampaikan terimakasih dan apresiasinya terhadap kerja keras dan dedikasi dari para perangkat desa yang ada di Jatim. Sehingga berbagai capaian dan prestasi berhasil diraih oleh Pemprov Jatim.
“Prestasi dan capaian tersebut berkat kerja keras _panjenengan_ semua para perangkat desa di Jatim. Sehingga penurunan angka kemiskinan di Jatim terbanyak dibanding provinsi lain. Begitu pula dengan angka kemiskinan ekstrem yang turunnya ekstrem sekali,” katanya.
Khofifah lantas merinci berbagai capaian dan prestasi yang berhasil diraih Provinsi Jatim. Dalam hal kemiskinan misalnya, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) angka kemiskinan di Jawa Timur dalam kurun waktu Maret 2021 – Maret 2023 turun sebanyak 383.920 jiwa. Angka ini merupakan tertinggi di antara provinsi lain pada kurun waktu yang sama.
Begitu pula dengan angka kemiskinan ekstrem di Jatim. Dari tahun 2020 dengan tingkat kemiskinan ekstrem sebesar 4,4 persen atau setara 1.812.210 jiwa menjadi 0,82 persen atau setara 331.970 jiwa pada Maret 2023. Artinya, dalam kurun waktu 3 tahun, Jatim berhasil menurunkan kemiskinan ekstrem sebesar 3,58 persen atau setara 1.480.140 jiwa.
Tidak hanya itu, peran nyata para perangkat desa juga tercermin dalam capaian desa wisata, desa mandiri, dan desa devisa yang memuaskan. Jatim menjadi provinsi dengan desa wisata terbanyak dalam ajang Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) tahun 2023 dengan total sebanyak 8 desa wisata.
“Kemudian Jatim juga menjadi provinsi dengan jumlah desa mandiri terbanyak di antara provinsi lain. Jumlah desa mandiri di Jatim mencapai 2.800 desa atau setara 24,44 persen nasional. Lalu 3.674 desa masuk kategori desa maju dan 1.247 desa masuk kategori berkembang,” jelasnya.
"Jatim saat ini juga tercatat memiliki 149 desa devisa dari total 613 desa devisa se-nasional. Jumlah tersebut setara dengan 24 persen desa devisa yang ada di Indonesia," imbuhnya.
Selain itu, dalam hal ketahanan pangan, Jatim menjadi lumbung pangan nasional sejak tahun 2020 dengan produksi padi tertinggi nasional. Tahun 2023 ini, produksi padi di Jatim mencapai 9,59 juta ton Gabah Kering Giling (GKG) dan berkontribusi sebesar 17,89 persen dari produksi nasional yang sebesar 53,63 juta ton GKG.
“Hal yang sama juga pada produksi pisang dan jagung, Jatim merupakan tertinggi di Indonesia. Ini semua berkat perangkat desa yang telah melakukan pendampingan dan pembinaan kepada para petani,” ungkap Khofifah.
Lebih lanjut Khofifah mengatakan, perangkat desa juga berperan penting dalam hal penyaluran Bantuan Langsung Tunai (BLT) kepada masyarakat desa dan realisasi penyaluran dana desa. Per 27 November 2023, BLT yang tersalurkan mencapai Rp 1,037 triliun atau setara 93,52 persen.
BLT ini disalurkan untuk 308.155 Keluarga Penerima Manfaat (KPM) di 7.719 desa se-Jatim. Juga realisasi penyaluran dana desa yang mencapai Rp 7,792 triliun dari Rp 8,180 triliun atau setara 95,25 persen.
Untuk itu, sebagai salah satu bentuk apresiasi, dalam acara tersebut Gubernur Khofifah juga menyerahkan Bantuan Keuangan Honorarium Aparatur Pemerintah Desa Provinsi Jawa Timur Tahun 2023 untuk Aparatur Pemerintah Desa senilai total Rp 52,3 M. Secara simbolis bantuan tersebut diterima oleh Ketua PPDI Jawa Timur, Sutoyo M. Muslih.
“Saya berharap apresiasi ini bisa mendorong semangat para perangkat desa ke depannya. Sehingga para perangkat desa bisa bekerja lebih baik lagi, lebih berarti lagi, dan apa yang sudah dicapai bisa terus ditingkatkan,” ungkapnya. (Sal/red)