Surabaya Viral - Dewan Penasehat Aliansi Masyarakat Sipil Untuk Indonesia Hebat (Almisbat) Teddy Wibisono menegaskan bahwa gerakan - gerakan masyarakat pasca insiden asrama mahasiswa Papua di Surabaya, serta balasan masyarakat Papua merupakan aksi ekstrimisme.
Untuk itu, Teddy berharap pemerintah berperan aktif dalam mengatasi permasalahan tersebut yang mengancam keutuhan persatuan NKRI.
"Ini sepertinya pemerintah hanya menunggu. Padahal, kejadian kejadian ini juga membuat kondisi yang tidak bagus untuk Jokowi. Ini juga menyangkut kewibawaan presiden." tegasnya saat jumpa pers disela acara Rembug Suroboyoan "Kawal Merah Putih" di Balai Pemuda Surabaya, Sabtu (31/09/2019).
Sebagai relawan Jokowi yang berlatar belakang aktifis, kata Teddy, pihaknya harus berani mengkritisi mana yang benar dan mana yang salah.
"Jadi posisi kami bukan hanya memenangkan, tetapi juga bertanggung jawab terhadap kemenangan."lanjut komisaris Indofarma ini.
Oleh sebab itu, relawan jokowi mendesak agar Presiden Jokowi meminta BIN untuk mengusut, serta mencari siapa dalang yang memanfaatkan kegaduhan Papua. Teddy menduga ada yang mendalangi dibalik kasus Papua. "Kami mendesak agar presiden Jokowi memberi perintah BIN untuk mengusut dalang dibalik kasus Papua dan polisi harus menangkap dalangnya," tegasnya.
Sementara itu, dalam acara dialog Suroboyoan "Kawal Merah Putih" Ketua Dewan Kesenian Surabaya (DKS), Chrisman Hadi membacakan Pernyataan Sikap Dukungan Inseden Papua bersama dengan 9 elemen Relawan Jokowi, seperti Ksatri Airlangga ALMISBAT, ASSB, LAYAR, PEKAD, PA GMNI, KBRS Perjuangan, dan Rumah Bhinneka.
Pernyataan Sikap Rembug Suroboyoan Kawal Merah Putih, sebagai berikut:
1.Papua adalah kita. Luka Papua adalah luka kita semua.
2.Kita sedih dengan peristiwa yang terjadi di Papua hari-hari ini. Kita berduka atas jatuhnya korban, baik dari kalangan masyarakat sipil maupun aparat keamanan.
3.Tapi kita juga marah atas pemicu awal munculnya rentetan peristiwa yang mengakibatkan terjadinya kekerasan dan perusakan fasilitas publik di Papua.
4.Kita pun mengutuk keras pihak-pihak yang menunggangi kerusuhan di Papua demi syahwat politik. Termasuk mereka yang justru bergembira dan bersorak atas peristiwa kerusuhan yang terjadi.
5.Kita tahu, tragedi ini berawal dari peristiwa yang terjadi di Kota Malang dan Surabaya. Dua kota di Provinsi Jawa Timur yang selama ini dikenal sangat toleran terhadap keberagaman. Malang dan Surabaya bahkan telah menjadi benteng kokoh pluralisme. Kebhinekaan menjadi makanan sehari-sehari warganya yang terkenal bersifat egaliter ini.
6. Tindakan rasisme yang ditunjukkan oleh segelintir orang di dua kota itu, baik sipil maupun aparat, telah merusak suasana damai yang selama ini terjaga kuat.
7. Sebagai bagian dari elemen masyarakat sipil di Jawa Timur, kita meminta Presiden Jokowi tegas menindak siapa pun yang secara sengaja melakukan tindakan rasisme dan intoleran terhadap sesama warga negara. Jangan jadikan Papua sebagai proyek politik yang membahayakan kehidupan bersama.
8.Cukup sudah bangsa ini dikoyak intoleransi dan radikalisme yang selama ini terkesan dibiarkan. Jangan ditambah lagi dengan memberi ruang terhadap sikap dan tindakan berbasis rasisme. Negara harus hadir di sini.
9. Kita adalah Papua. Kita semua adalah saudara. Merah darahku, putih tulangku.. (mad/red)